Senin, 10 Oktober 2011

miroteknik

BAB I
   A.PENDAHULUAN
Metode mikroteknik untuk mengamati proses perkembangan organ tertentu dapat digunakan pewarnaan khusus, misalnya pewarnaan alizarin untuk mendeteksi pengendapan mineral kalsium pada proses pembentukan tulang keras. Mineralisasi matriks sel sangat mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan jaringan tulang. Garam kalsium yaitu, Ca karbonat pada cangkang telur ayam sangat berpengaruh dalam proses pengerasan tulang. Alizarin red merupakan suatu metode untuk mengetahui pembentukan tulang pada embrio atau untuk mendeteksi proses kalsifikasi pada tulang embrio.
 Tulang yang diwarnai oleh Alizarin red akan berwarna merah tua, yang menandakan bahwa tulang tersebut telah mengalami kalsifikasi. Warna merah tua terbentuk karena zat warna yang diberikan terikat oleh kalsium pada matriks tulang. Proses kalsifikasi pada embrio ayam dapat diamati ketika mulai umur inkubasi 9 hari. Proses kalsifikasi atau terbentuknya tulang terjadi dengan 2 cara yaitu melalui osifikasi intra membran dan osifikasi endokondral. Osifikasi intra membran merupakan proses pembentukan tulang dari jaringan mesenkim menjadi jaringan tulang, contohnya pada proses pembentukan tulang pipih. Sedangkan osifikasi endokondral yaitu proses pembentukan tulang yang terjadi dimana sel-sel mesenkim berdiferensiasi lebih dulu menjadi kartilago (jaringan rawan) lalu berubah menjadi jaringan tulang, misal proses pembentukan tulang panjang, ruas tulang belakang, dan pelvis.cara yang digunakan dalam metode ini adalah Alat-alat yang digunakan pada  pengamatan ini adalah alat bedah, mangkuk, tempat spesimen berupa  botol foto film, dan pipet tetes.Dalam proses pembuatan preparat mikroskopis,objek harus melalui berbagai thapan (bahan kimia)dimna dari satu tahap ketahap yang lainnya objek tersebut harus dapat dipindahkan baik dengan pipet,pinset ataupun dengan section lifter atau object lifter.pemiihan alat pemindah objek tersenut sepenuhnya tergantung kepaa ukuran dan bentuk obkek.objek kecil biasanya  dipindahkan dengan pipet atau section lifter,sementara objek lainnya dengan pinset jika suatu objek hanya sebentar saja dalam suatu larutan,container yang paling tepat untuk itu adalah gelas arliji syracause.jenis gelas arloji ini memiliki kelebihan disbanding jenis gelas yang lain karena mereka dapat ditumpuk satu diatas yang lainnya untuk penyimpanan maupun untuk maencegah terjadinya penguapan larutan yang terlalu cepat.gelas embrio (embryological watch glass)lebih banyak digunakan untuk melakukan penanman objek dalam paraffin (embeding)dari pada untuk merendam objek dengan larutan tertentu.gelas embrio ini juga dapat menggantikan funsi gelas arloji syracause dengan kelebihan adanya tutup container yang dapat mencegah terjadinyaa penguapan,tetapi gelas embrio ini tidak terbaik sebaik container konvensional stender dish yang dilengkapi penutup dengan bentuk sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk menyimpan objek dalam alcohol karena penguapan namun uuntk penyimpanan yang lebih lama dianjurkan untuk menggunakan vial bertutup  rapat yang disebut screw-cap vial terbuat dari bahan plastic.jika objek yang sudah ditempelkan pada slide akan diproses,dibutuhkan berbagai jenis peralatan khusus yang memungkinkan mereka tetap terpisah satu sama lain pada saat melalui berbagai jenis peralatan khusus yang memungkinkan mereka terpisah satu sama lain pada saat melalui berbagai jenis larutan selama prosesing.
Masih banyak peralatan lain yang dibutuhkan dalam prosesing preparat,antara lain mikroom,meja panas (hot plate atau warming tables) dan oven (untuk melumerkan paraffin dan penanaman)yang merupakan peralatan standar laboratorium histology,disamping itu dibutuhkan pula alat diseksi (dissecting set) dan peralatan pendukung lainnya seperti kuas kecil (camel’s hair brush),alat penggaris dari plastic,dan lain-lain.peralatan pertama yang dibutuhkan untuk kegiatan ini adalah peralatan yang mempertahankan temperature paraffin (atau bahan impregnasi atau bahan embedding lainnya ) tetap diatas titik didihnya untuk keperluan ini biasanya digunakan oven yang temperaturnya dikontrol dengan thermostat .
                                                         BAB II
PEMBAHASAN
B.METODE DALAM MIKROTEKNIK
1)Metode sediaan utuh (whole mounts)
Dengan metode ini dipersiapkan sediaan yang terdiri atas keseluruhan organism (baik hewan maupun tumbuhan) secara utuh,specimen kultur,organ maupun bagian organ,embrio,sel telur,spermatozoa,potongan syaraf,pembuluh darah,jenis-jenis selaput tipis dan sebagainya.melalui metoda ini di usahakan agar kita mendapat kesan bentuk aslinya dengan mempertahankan format-format tiga dimensinya.yang menjadai pembatas  adalah faktor ukuran,ketebalan serta tingkat transparansi sediaan yang kita buat tersebut yang berkaitan dengn faktor pembesaran pengamatan melalui mikroskop nantinya.sediaan dengan ketebalan 2mm dan transparan akan memungkinkan untuk diamati sampai tingkat perbesran tidak lebih dari 30 kali sediaan dengan ketebalan 0,5 mm mungkin hanya akan mencapai perbesaran 100 kali.
            Sediaan permanen dengan ketebalan 0,2 mm atau lebih,yang telah dehidrasi dan diberi media pelekap,memerlukan adanya suatu penunjang gelas penutup agar specimen tidak menjadi rusak dan gelas penutupnya sendiri tidak pecah karena proses pengeringan serta pengkerutan media tersebut.cara ini dapat ditempuh misalnya dengan jalan menggunakan cincin kaca ataupun lak yang berulang – berulang hinggacukup tinggi,sehingga tersedia ruang penampung bagi media pelekap.belakangan ini umumnya pula digunkan tabung plastic yang dipotong –potong secara melintang sehingga dapat dihasilkan cincin-cincin penunjang dengan ketebalan yang sesuai dengan tinggi serta ketebalan specimen.tepi tempat pemotongan sebaiknya dihaluskan dengan menggunakan kertas amplas.selain itu cincin – cincin plastic jadi,seperti yang uumum digunakan unuk kain tirai,dapat dipakai untuk tujuan tersebut.
            Pengkerutan media pelekap akan menyebabkan terbentknya gelembung –gelembung udara dibawah kaca penutup,yang terkadang menyebabkan kaca penutup pecah.resiko demikian dapat dikurangi dengan jalan menggunakan “heavy blotting paper” sebagai penunjang.kertas tersebut dipotong sesuai dengan ukuran kaca penutup,bagian tengahnya dilubang ebagai tempat melektnya specimen dan mengisikan media pelekap.bingkai dari kertas khusus tadi dicelupkan pada media,beberapa lembar disusun rapi hingga tingginya mencapai sepertiga bgian lebih tinggi dari tinggi specimen.bahan blotting paper ini akan berkerut seirama dengan berkerutnya media perekap,sehingga dengan demikian baik gelembung udara serta pecahnya penutup akan dapat dikurangi.

2)METODE SEDIAAN IRISAN (SECTIONING)
Cara pengerjaan melaui irisan atau sayatan ini dianggap sebagai teknik rutin ataupun teknik baku bagi penyiapan specimen histology maupun histopalogi.tebal  tipisnya sayatan bergantung pada pengalaman serta tujuan penyiapan specimen.tebal sayatan yang umumnya berkisar antara 6-15 mikron (1 mikron= 0,001mm).dalam keadaan yang sangat khusus mungkin yang umum adalah 10Џ.ukuran sayatan juga bervariasi mulai dari sayatan pembuluh darah yang cukup kecil hingga sayatan otak.ukuran sayatan biasanya terbatas pada ukuran panjang – lebar 3x2 cm.karena ukuran demikian yang paling sesuai untuk dikerapkan pada kaca prefarat yang umum digunakan.tentu saja ukuran specimen yang cukup kecil akan menghasilkan sayatan yang juga jauh lebih kecil dari ukuran sayatan yang  biasa tersebut.
Pengirisan penyayatan umumnya dilakukan dengan bantuan mikotom,walau seringkali dilakukan penyayatan dengan tangan saja.untuk jenis specimen seperti tulang,gigi ataupun benda – benda fosil,seringkali dipelukan gargaji ataupun gurinda untuk memotongnya.Mikrotom adalah jenis mesin yang khusus dirancang dan dipasarkan untuk tujuan mikroteknik mesin tersebut dirancang sedemikian rupa sehingga mampu untuk melakukan penyayatan sesuatu spesimen dengan ketebalan yang sama atau paling kurang mendekati sama.sebelum diciptakannya alat ini, penyayatan dilakukan dengan tangan saja misalnya dengan menggunakan pisau silet cara yang terakhir ini sampai saat ini pun masih sering dilakukan manakala diperlukan hasil penelaahan yang cepat.untuk keperluan pengetahuan tentang mikrotom ada beberapa jenis mikrotom yang umum digunakan di berbagai laboratorium,yaitu:
 Mikrotom putar (rotary microtome)
Disebut juga mikrotom spencer,jenis mikrotom ini paling umum digunakan di laboratorium ,tersedia baik untuk sayatan paraffin maupun teknik kriostat.khusus untuk keperluan pembuatan sayatan dengan teknik kriostat,mikritom ini dibuat tahan karat.
 Mikrotom geser (sliding microtome)
Tersedia baik untuk sayatan nitrroselulose atau palstik.jenis ini bukan selalu merupakan alat yang paling praktis,lamnat dan mahal tetapi juga sering tidak bisa menhasilkan sayatan yang bagus untuk jaringan keras dan besar,sepeti mata,tulang dan kartilago.

 Mikrotom klinis beku (freezing microtome)
Jenis mikrotom ini banyak digunakan di laboratorium klinis untuuk keperluan diagnosis yang bersifat segera.mikrotom ini sangat murah dan dibutuhkan untuk berbagai proses yang ditujujukan untuk mendiagnosis komponen sel tertentu seperti lemak dan enzim.
Ø  Mikrotom sayatan ultra tipis (ultra-thin microtome)
Mikrotom ini biasa digunakan untuk menghasilkan sayatan dengan ketebalan 1Џm (untuk mikroskop elektron),hanya untuk teknik khusus dan sangat jarang ditemukan idalam laboratorium dalam praktikum mahasiswa.
Ø  Mikrotom base sledge
Hanya digunakan untuk teknik – teknik tertentu saja dan sangat jarang ditemukan di laboratorium praktikum mahasiswa,biasa digunakan untuk menyayat jaringan dengan ukuran yang sangat besar seperti otak.
Ø  Mikrotom faust
Instrument ini berukuran kecil sehingga biasa dtiempelkan diatas meja praktikum.ketipisan maksimum  sayatan yang dihsilkan maksimum 25Џm.
Ø  Mikrotom smith  dan Farquhar
Instrument  ini sering digunakan untuk menyayat jaringan segar (yang tidak difiksasi atau dibekukan) dengan tingkat kerusakan struktur halus dan kehilangan aktivitas enzimatik yang sangat minimal.kisaran ketebalan sayatan yang dapat dihasilkan adalah 5 -230 Џm dan dengan kecepatan antara 50 sampai 200 sayatan permenit.
Tisu yang telah dipersiapkan untuk tujuan sayatan ini,dengan berbagai metode tertentu diusahaertzkan agarmempunyai kekerasan tertentu sehingga dapat dipotong dengan pisau mikrotom.pembekuan dan penanaman dalam medium tertentu (embedding) adalah contoh metode – metode penerasan tisu tersebut baik jenis tisu segar maupun yang telah melalui pengawetan dapat dibekukan dan disayat.walau hanya jenis tisu yang telah difiksasi saja memberikan hasil terbaik bagi teknik  penanaman dalam medium yang umum dipakai pada metode penanaman yang dikenal dengan masa penanaman berupa farrapin dan nitrogen (pyroxylin).walau demikian manakala proses dehidrasi tidak dimiliki,maka penanaman dapat digunakan gelatin,gum (getah),ataupun karbowaks (carbowax).tiap jenis penanaman demikian melakukan jenis perlakuan atau teknik yang tersendiri pula.sheubungan dengan teknik penanaman ini akan juga dibicarakan secara lebih terperinci secara lebih khusus.

3)METODE SEDIAAN URAIAN (TEASING PREPARATIONS )
          Pengertian “teasing”adalah menguraikan.untk dapat memisah- misahkan komponen suatu jenis jaringan maupun organ tisu atau jaringan dengan menggunakan jarum pengurai (dissecting needle).dan pembuatan mikro (microdissecting) yang dilakukan dengan menggunakan pengurai.teasing ini dilakukan pada jenis sediaan segar yang telah difiksasi tapi belum memperoleh proses pewarnaan,maupun pada jenisbahan yang telah difiksasi dan mengalami pewarnaan.sebelum teasingnya dilakukan berbagai tindakan pendahuluan,misalnya dengan menggunakan tisu keseluruhan ataupun sebagian saja dengan jalan perendaman air atau jenis larutan tertentu.perlakuan pendahuluan yang umumdilakukan adalah yang dikenal dengan proses “maserasi”.
          Dengan teasing inidikakukan pengurai komponen maupun srtruktur tertentu sehngga memungkinkan perekapan dan pengamatan atu pembedahan dengan lebih sempurna.contoh untuk metoda ini adalah pengamatan guna mendenontrasikan struktur serta hubungab denga ujung –ujung syaraf.hasil teasing yang lebih baik akan diperoleh sejalan dengan semakin kecilnya spesimen yang diamati dengan bantuan pengamatan dan perbesaran melalui mikroskop,mengingat bahwa mungkin struktur tesebut tidak mampu untuk diamati dengan mata tellanjang.pengamata dengan mikroskop steroskop umumnya dengan pembesaran 5 – 35 kali,dengan minimal berkisar antara 10 – 50 kali.sedangkan dengan mikroskop bedah berkisar antara 10 – 50 kali.selama teasing hendaklah selar lu dijaga agar tisu selalu dalam keadan basah atau kelembapan tertentu.untuk jenis tisu biasa saja,seang untuk pengamatan jenis tisu hewan maupun tumbuhan biasanya cukup dengan dengan aquades ataupun air biasa saja,sedang untuk pengamatan jenis tisu hewan yang tidak difiksasi terlebih dahulu umumnya digunakan cairan fisiologi ataupun cairn/larutan maserasi.jenis tisu fibrosa tumbuhan biasanya teasing dilakukan dalam keadaan kering.dengan demikian obyektifitas metode ini adalah menguraikan struktur tertentu dengan menghindri kerusakan sehingga dapat ditelaah



4)METODE SEDIAAN ULASAN (SMEAR PREPARATION)
          Beberapa jenis tisu dapat dan idsapukan dengan rata pada kaca preparat untuk kemudiaan diamati baik setelah terlebih dahulu diberi maupun tanpa pewarnaan.contoh terbaik untuk metoda sediaan ulas adalah darah.secara umum,jenis cairan yang berisikan sel –  sel ataupun kimponen – komponen tertentu,melalui metode sediaan ulas ini akan dapat diperoleh dengan melalui remasan (squashing),dapat pula melalui penekanan tisu oleh kaca preparat bersih sehingga tisu tadi akan melekat dan manakala gelas preparat tadi diangkat secara langsung maka berbagai elemen selnya akan ikut terangkat untuk ditelaah.cara ini hanya dilakukan bagi jenis tisu yang sel – selnya mudah lepas seperti sum-sum tulang (bone marow).cara demikian dikenal dengan metode ulasan impresi (impression smear).jenis – jenis tisu lain misalnya kelenjar – kelenjar syaraf dan bagian-bagian permukaan tisu yang terluka,rusak karena proses yang patologis sifatnya dan lainnya.
   Secara umum,jenis tisu yang biasa ditelaah melalui metode ulas ini adalah;darah,limfa,cairan sum-sum tulang belakang (liquor carebrospinalis),semen jantan,sediaan air seni serta beberapa lainnya.masing – masing biasanya memerlukan teknik perlakuan tersendiri dalam melakukan pengulasan atau penyebarnnya pada kaca preparat.untuk jenis cairan yang mengandung suspense yang tinggi densitasnya umumnya dicairkan dengan air ataupun dengan serum darah dengan perbandingan 1: 5 atau 1 : 10.teknik sediaan ulas untuk darah ada beberapa macam yang akan dikategorikan berikut ini:
Ø  TEKNIK 1
Ulasan darah yang tipis dapat dilakukan pada gelas preparat ataupun pada kaca penutonya.uulasan pada kaca penutup,setetes kecil darah yang tidak mengumpal diteteskan pada bagian tengah kaca penutup yang bersih.secepatnya tutupkan gelas penutup lainnya sedemikian rupa hingga bagian tengahanya menyentuh tetesan darah tadi dan geserkan sehingga darah menyebar rata pada pertemuan kedua kaca penutup tersebut dengan menarik ujung – ujungnya yang bebas.walau tampaknya mudah,tapi teknik ini memerlukan pengalaman yang cukup.selain jenis darah segar,maka darah yang telah disimpan dalam lemari es dan diberi pencegah pengentalan seperti oksalat,sitrat ataupun heparin pewarnaan mungkin tidak sebaik darah segar .teknik ini\ dikenal pula sebagai jenis sediaan natif.
Ø  TEKNIK 2
          Teknik dua ini yang dikenal dengan sediaan ulas.teknik ini memerlukan ua kaca preparat.teteskan darah pada salah satu kaca preparat dekat bagian ujungnya.ujung kaca preparat linnya menyentuh tetesan darah untuk kemudiaan ditarik atau didorong dengan posisi 45˚hingga darah tersebut rata pada permukaan kaca preparat.penarikan atau pendorongan cukup sekali saja,untuk kemudiaan diwrnai,teknik ulasan yang baik akan menghasilkan elapis sel – sel darah hingga memuahkn pengamatan.
Ø  TEKNIK 3
          Adakalanya dipelikan juga hasil ulasan yang sedikit lebih tebal bila siapan tersebut ditjukan untuk mencari dan mengamati parasit –parasit darah.teknik ini banyak dilakukan dalam pengamatan parasit malaria.untuk penyiapannya,diteteskan beberapa tetes darah pada kaca preparat bersih (sebanyak 0,1-0,2 ml) pada jarak sekitar 2-3 cm dari salah satu ujung kaca preparat.darah disebarkan dengan bantuan jarum kecil manakala sedikit membeku.sedian ini adakalanya memerlukan proses pewarnaan tersendiri.
          Kesukaran dalam penyiapan darah tebal seperti ini adalah sukarnya menghindarkan agar darah tidak mengalir keluar kaca  preparat.seringkali tetesan darah dibirakan membeku pada kaca preparat setelah itu terlebih dahulu diaduk rata.hal ini dimadsudkan agar fibrin menyebar rata pada tetes darah tersebut
5)   METODA SEDIAAN RENTANG
   Sebagaimana pada metoda ini preparat sebelum difiksasi,diperlakukan sedemikian rupa sehingga disamping lebih jelas juga mendekati keadaan aslinya engan melalui perentangan.jenis bahan siapan yang umumnya direntang saat difiksasi adalah otot,syarat dan jenis jaringan tipis  (selaput yang membungkus jantung,hati,saluran pencernaan dan lain- lain).

6)METODE SEDIAAN GOSOK
      Metode gosok adalah suatu cara pembuatan sediaan dengan menggosok atau membuat sediaan dengan digosok setipis mungkin. Metode ini dapat dipakai untuk pembuatan sediaan tulang, dan jaringan keras lainnya dari organ hewan dalam hal ini adalah tulang. Oleh karena itu metode ini dapat diaplikasikan bukan hanya untuk pembuatan preparat hewan tetapi juga untuk preparat tumbuhan yang sifatnya keras (Swenson,1970).Metode ini umumnya digunakan untuk melihat lapisan-lapisan yang ada dibagian dalam dan kelainan-kelainan pada tulang. Digunakan juga untuk organ yang sulit mendapat sediaan melintang atau sulit mendapat sediaan dengan ketebalan merata. Penggosokan ini dilakukan dengan amplas yang tingkat kekasarannya cukup rendah tujuannya agar mendapat ketebalan yang merata disetiap permukaan sediaan. Ketebalan yang tidak merata akan menggangu dalam proses penempelan entelan pada kaca benda akibatnya kaca penutup akan pecah jika permukaannya tidak rata (Fahn,1995).Dalam proses ini melewati proses clearing tujuannya adalah untuk menarik dehidran dari dalam jaringan, agar nantinya dapat digantikan oleh molekul parafin. Jenis-jenis media penjernih adalah xilol, benzene, minyak anilin, karbon tetraklorida, karbon bisulfida, minyak kayu cedar, kloroform, minyak cengkeh. Setelah menggunakan xilol atau benzene, pada umumnya jaringan akan menjadi transparan, hal ini menjadi alasan maka proses ini disebut juga penjernihan. Jika dehidrannya alkohol, proses ini juga disebut dealkoholisasi. Lama jaringan berada dalam medium penjernih tergantung pada : Ketebalan serta tingkat kepadatan jaringan, Jenis bahan kimia yang dipakai (Johansen, 1940).Pada praktikum ini jenis media penjernih yang digunakan adalah xilol. Adapun kelebihan dari xilol adalah umum digunakan, murah, bekerja cepat, membuat jaringan cepat menjadi transparan, cepat menggantikan kedudukan dehidran, cepat digantikan tempatnya oleh parafin dan cepat pula menggantikan kedudukan parafin dalam proses deparafinisasi selama pewarnaan. Namun xilol juga terdapat kekurangan yaitu, dapat menyebabkan pengerutan jaringan yang dibuat, pengkerutan jaringan ini dapat mengakibatkan tidak sempurnannya dalam tahap pengamatan. Waktu yang diperlukan untuk proses ini relatif lama yaitu adalah ½ hingga 3 jam tergantung jenis jaringan yang dibuat. Jika terlalu lama di rendam dalam larutan xilol maka hal tersebut akan menyebabkan jaringan menjadi kering, rapuh, dan getas sehingga hasil akhir dari pembuatan sediaan yang telah jadi tidak akan bertahan lama(Swenson,1970).Jenis jaringan yang keras sipatnya,seperti tulang,gigi,kukudan beberapa lainnya mungkin sekali sangat sukar untuk dibuat sediaan sayatan (kecuali bila mengalami berbagai perlakuan khusus sebelumnya).untuk menggosok,tulang misalkan tulang paha terlebih dahulu dipotong – potong hingga bberukuran beberapa mili hingga 1-2 cm (tergantung jenis potongan melintang atau membujuur).potongan atau serpihan tersebut kemudiaan digosok pada batu gosok atau jenis lainnya hinggaa cukup tipis untuk dapat diamati pada mikroskop,setelah terlebih dahulu diberi zat warna.
7)METODA SEDIAAN SUPRAVITAL
      Selain jenis-jenis metoda yang memanfaatkan materi yang mengalami pemaian dan fiksasi,kita dapat pula belajar banyak dari jaringan – jaringan selagi dalam keadaan hidup,baik yang berkitan dengan pertumbuhan,perkembangan serta fungsinya sebagai contoh kita dapat mengamati sirkulasi darah dalam membrane yang tipis pada sayap kelelawar,pada mesentri kodok,telingamencit,tikus dan kelinci lngsung dibawah mikroskop.
      Untuk pengamatan sel –sel darah yang masih hidup,umumnya digunakan zat warna vital seperti yanus green ataupun neutral red,karena sel –sel darah mempunyai kemampuan untuk mengisap zat warna pada konsenteri yang sesuai.dengan zat-zat warna vital ini kita apat mempelajari sel – sel secara lebih baik,karena granula dangranolosit,demikian pula nucleus akan terwarnai dengan baik.karena sitoplasmanya sendiri biasanya tidak akan mewarnai dengan jelas,maka hal ini memungkinkan kita untuk mempelajari perkembangan vakoula dalam sitoplasma misalnya.
      Bila kedua jenis zat warna tersebut kita pakai secara bersam,maka memeungkinkan kita untuk mengmati mitokandria.hanya saja akan terjadi perubahan yang cepat pada sel,karena sel dapat mati oleh kedua warna tadi secara bersamaan.
      Kecepatan sel terwarnai ditentukan pula oleh faktor konsentrasi zat warna serta suhu.oleh karenanya jelas tidaknya pewarnaan akan bervariasi untuk masing – masing sel.biasanya digunakan zat warna dalam.konsentrasi rendah dan berlangung dalam keadaan suhu dingin.contoh penyiapan sediaan supravital darah adalah:
-        1 tetes darah diteteskan pada kaca preparat
-        Teteskan pula 1 tetes zat warna (misalm yanus green) dengan konsentrasi 0,25 dalam garam fisiologi
-        Tutup dengan kaca penutup
-        Biarkan untuk selama 5 menit
-        Beri lak petrolatum sekeliling tepi kaca penutu
     Beberapa contoh- sediaan supravital,yaitu:
Ø  Pewarnaan supravital untuk darah
            Setetes darah dicampur dengan setetes larutan zat warna janus green B 0,25 %(dalam larutan garam) diatas gelas benda,kemudian dibiarkan menyebar dan ditutup dengan gelas penutup tapi gelas penutup dapat diolesi dengan petrolatum.dalam waktu 5-10 menit mitokondria akan terlupas hijau gelap kebiru –biruan.
Ø  Pewarnaan supravital epitalium mukosa mulut
            Caranya adalah sebagai berikut dengan tangkai scalpel yang bersih disterilkan didalam alcohol 70% dan dikeruk selaput lender mulut dengan hati – hati,selanjutnya teteskaanlah sediaan yang telah diambil dalam sediaan gelas benda,kemudian ditetesi dengan satu tetes zat warna misalnyan janus green B 0,25 atau neutral red 0,1 %atau campuran dari keduanya dengan volume yang sama.dan setelah itu ditutupdengan gels penutup,sediaan ini harus segera diamati dibawah mikroskop sebab kalu lama akan menjadi kering .dalam pengamatan ini akan tampak sel dengan bagian – bagiannya yaitu nucleus dan mitokandria.

8)METODA SEDIAAN RAHIM REMASAN (SQUASH)      
            Metode remasan banyak dilakukan untuk penyiapan pengamatan kromosom baik hewan maupun umbuhan.dengan metode ioni bahan remasan atau dihancurkan sehingga masing – masing sel akakn terlepas yang memudahkaan pengamatan selanjutnya,jadi tujuan peremasan ini bukan berarti menghancurkan sel – selnya,tapi masing – masing sel bebas telepas satu sama lain dengan tetap dipertahankan bentuk aslinya.
            Contoh untuk ini adalah penyiapan sediaan untuk pengamatan kromosom politen dari kelenjar ludah larva jenis lalat drosophila dan kromosom pada ujung akar bawang Alium cepa
            Kelenjar ludah drosophila mempunyai jenis kromosom yang spesifik,yaitu bentk kromosom yang sambung menyambung menyerupai pita yang panjang.kelenjar ludah tersebut ada pada bagian anterior larva,yang dikeluarkan dengan jalan menarik bagian anterior tadi dengan menggunakan dua buah jarumdiseksi pada arah yang berlawanan.kelenjar ludah tadidiletakkan pada kaca preparat yang telah dibuahi larutan garam fisiologi.pisahkan kelenjar ludah dari jaringan lemak yang ada pindahkan kelenjar ludah tersebut pada kaca preparat lain yang telah ditetesi pewarna acetocarmin,aceto-orcein.kaca penutup ditutupkan,ditekan –tekan dengan ibu jari ,lalu dipanaskan diatas lampu alcohol.tekan-tekan kembali hingga dinding sel pecn membebaskn kromosom.kini kromosom siap diamati dengan menggunakan mikroskop.
            Kromosom tumbuhan seperti pada ujung akar bawang biasanya diamati melalui metode remasan pula.sebagai contoh adalah pengamatan kromosom pada waktu proses mitosis dipilih ujung akar yang tumbuh potong ujungnya masukkan pada kaca preparat /gelas arloji berisi HCL 45% dan dibiarkan hingga lunak untuk selama kira –kira 5 menit.pindahkan pada kaca preparat lain berisi tetesan pewarna aceto-carmin atau aceto-orcein.dan lakukan remasaan,tutup dengan kaca penutup panaskan diatas lampu alcohol samba ditekan dengan ibu jari ,gagang scalpel ataupun ataupun sepotong kayu kecil,kemudiaan diamati metode tesebut dengan menggunakan mikrosk




BAB III
KESIMPULAN
1.     Teknik pembuatan sediaan dengan metode gosok umumnya digunakan untuk melihat lapisan-lapisan yang ada dibagian dalam dan kelainan-kelainan pada matriks tulang keras.
2.     Metode yang digunakan dalam mikroteknik adalah metode sedian utuh,sediaan irisan,uraian,ulasan,rentang, gosok,supravital dan rahim kemasan.
3.     Contoh dari sediaan supravital yaitu: pewarnaan supravital dan pewarnaan supravital epitalium mukosa mulut.
4.     Ada dua macam metode irisan yaitu metode irisan dengan tangan dan metode irisan mikrotom.
5.     Ada beberapa mikrotom yang umum dignakan dalam laboratorium yaitu:mikrotom putar,mikrotom geser,mikrotom klinis beku,mikrotom sayatan ultra-tipis,mikrotom base sledge,mikroto faust,mikrotom smith dan farquhar
6.     Teknik pembuatan sediaan dengan metode gosok ini memerlukan ketelitian yang tinggi dalam penggosokkan agar hasil yang didapatkan maksimal.




























Tidak ada komentar:

Posting Komentar